
Ketertarikannya pada bidang pariwisata sudah tumbuh sejak ia duduk di bangku sekolah menengah kejuruan. Sejak saat itu, selama tujuh tahun, ia tekun mengamati dinamika bisnis pariwisata di Indonesia, termasuk tantangan pelestarian daya tarik wisata dan kontribusinya dalam menjaga keseimbangan antara bisnis dan pelestarian. Motivasi inilah yang mendorong Virnanda Kartika Putri mendalami pariwisata secara akademis hingga lulus menjadi salah satu wisudawan terbaik yang berhasil meraih IPK 3,89 pada Program Studi Bisnis Perjalanan Wisata, Sekolah Vokasi.
Virnanda mengaku bersyukur. Raut muka bahagia tidak bisa ditutupi dari wajahnya saat namanya dipanggil untuk menerima ijazah dari Rektor UGM pada Wisuda Program Sarjana dan Sarjana Terapan Periode I Tahun Akademik 2025/2026, November lalu. “Perasaan saya setelah mengikuti wisuda tentunya sangat senang karena dapat menyelesaikan apa yang sudah saya mulai, apalagi melihat raut kebanggaan dari orang tua yang menyaksikan prosesi secara langsung,” ujarnya.
Vernanda berkisah tentang ketertarikannya memperdalam ilmu pariwisata yang sangat diminatinya. Menurutnya, hal yang paling menarik dari perkuliahan di Program Studi Bisnis Perjalanan Wisata adalah pembelajarannya yang berbasis praktik. Sebagai program studi yang menyiapkan mahasiswa untuk langsung terjun ke industri pariwisata, Bisnis Perjalanan Wisata menekankan pembelajaran berbasis praktik. Virnanda menegaskan bahwa pendekatan ini menjadi bekal penting bagi mahasiswa. “Konsep pembelajarannya menekankan praktik daripada teori. Hal ini sangat membantu sebagai orientasi awal sehingga ketika terjun ke dunia kerja, mahasiswa sudah memiliki pengalaman,” ungkapnya.

Mahasiswa yang berhasil lulus dalam masa studi 3 tahun, 11 bulan ini mengukir hasil akhir studinya dengan penelitian berjudul ”Wedding Tourism”. Dalam proyek akhirnya, Virnanda merancang paket Wedding Tourism di Kabupaten Sleman. Penelitian ini mengidentifikasi lokasi-lokasi dengan keindahan alam yang potensial sebagai tempat resepsi pernikahan, sekaligus menyusun paket wisata terpadu yang menggabungkan fasilitas dan kegiatan wisata.
Selama kuliah, tentunya Virnanda menghadapi berbagai tantangan, terutama dalam hal membagi waktu antara kegiatan akademik, organisasi, dan magang. Namun, Ia mampu mengatasinya dengan memprioritaskan tugas penting serta menjaga stamina melalui istirahat teratur. Strategi belajar yang diadopsinya pun cukup sederhana, namun terbukti efektif yaitu menekuni bidang yang dicintai sehingga setiap materi dapat dipahami dengan sepenuh hati.
Selain pembelajaran berbasis praktik, di Program Studi Bisnis Perjalanan Wisata, Virnanda juga berkesempatan menjalani magang yang terintegrasi dalam kurikulum. Diceritakan Virndana, ia mengikuti berbagai program magang mulai dari Praktik Industri di biro perjalanan lokal. Lalu bergabung dalam program Magang dan Studi Independen Bersertifikat (MSIB) Batch 6 di Museum Sandi, hingga MSIB Batch 7 di Travelxism. Pengalaman ini memperkaya keterampilannya dalam pemanduan wisata, konsultasi perjalanan, hingga penerapan konsep sustainable tourism.

Selain akademik, mahasiswa juga didorong aktif dalam organisasi dan kegiatan nonakademik. Selama kuliah, Virnanda juga menjadi pengurus kelas, aktif di himpunan mahasiswa, serta terlibat dalam pengabdian masyarakat. Aktivitas ini membentuknya untuk memiliki kemampuan dalam memanajemen waktu, kepemimpinan, dan jejaring profesional yang menjadi nilai tambah lulusan.
Sekarang, lulusan yang memegang motto hidup “Do what you can, try what you can’t” ini tengah bekerja sebagai travel consultant untuk pasar wisatawan mancanegara. Ke depan, Vernanda, bercita-cita mendirikan bisnis pariwisata yang mampu menjalin kerja sama dengan berbagai pemangku kepentingan demi menciptakan keseimbangan antara wisata dan pelestarian.
Keberhasilan Virnanda memperoleh pekerjaan sebagai travel consultant untuk pasar wisatawan mancanegara bahkan sebelum wisuda, menjadi bukti nyata bahwa Program Studi Bisnis Perjalanan Wisata mampu mencetak lulusan yang siap bersaing di dunia kerja.
Penulis: B. Diah Listianingsih
