Panas terik tidak menyurutkan semangat para staf tenaga kependidikan Direktorat Pendidikan dan Pengajaran UGM bertandang mengunjungi UMKM binaan desa wisata Balkondes, Tuksongo, Magelang (30/9). Dengan mobil VW yang disewa, para rombongan melaju ke tiga tempat rintisan usaha untuk melihat proses pembuatan madu di Home Industri Asfha Madu Borobudur, kemudian mencicipi gula aren di Gubuk Kopi, bahkan sampai merasakan pengalaman membuat adonan beras ketan menjadi rengginang di Desa Karangrejo, Magelang yang renyah saat di santap.
Nur Biyantoro S.E. M.M., Kepala Sub Direktorat Bidang Administrasi dan Informasi Akademik, Direktorat Pendidikan dan Pengajaran UGM menuturkan bahwa kegiatan ini merupakan salah satu bentuk program pengembangan diri yang dialokasi oleh UGM sebagai sarana work life balance. ”Para staf ini kan sehari-harinya disibukkan dengan kegiatan administrasi dan pelayanan kepada mahasiswa. Wajar jika sering kali mengalami kejenuhan. Dan pengembangan diri dengan mengunjungi UMKM ini menjadi salah satu cara untuk penyegaran, yang selain relax juga menjadi sarana pembelajaran bagi para staf untuk mendukung para UMKM”, ungkapnya. Secara tidak langsung kegiatan ini juga menjadi sarana pemberdayaan dan dukungan warga terhadap aktivitas ekonomi dan bisnis warga lainnya.
”Kegiatan pengembangan diri dengan berkunjung ke industri rumahan ini sangat bagus ya dalam mendukung ekonomi usaha kecil menengah. Selain berwisata, para staf juga bisa belajar cara pembuatan produk dan mendukung pelaku usaha kecil dengan cara membeli produk-produk yang mereka hasilkan”, tutur Sri Haryanti, S.Pd., M.Pd., Koordiantor Promosi dan Kesekretariatan, Direktorat Pendidikan dan Pengajaran UGM saat turut berkunjung ke lokasi.
Sri Retna Wulandari, salah satu staf tenaga kependidikan yang turut dalam acara tersebut mengaku senang bisa merasakan pengalaman baru bertandang ke industri usaha kecil. Sebelumnya, ia belum pernah melihat cara pembuatan rengginang dan gula jawa. ”Saya penasaran dengan pembuatan rengginang dan gula jawa, yang ternyata ini sangat tradisional. Saya termasuk pecinta rengginang dari dulu, biasanya tinggal makan, kemarin berkesempatan mencoba membuat rengginang dengan alat yang sangat sederhana, ternyata tetap membutuhkan teknik untuk membuat rengginang yang pas dan sesuai”, ungkapnya. Rengginang itu kan asalnya dari beras ketan yang dikukus, lalu dicetak dan dikeringkan dengan dijemur, yang jika digoreng, akan menghasilkan cemilan seperti kerupuk yang renyah dan gurih. ”Baru kali ini saya mencoba membuat rengginang sendiri dan renggingang Borobudur ini kan sangat unik karena pembuatannya masih manual”, imbuhnya.
Selain rengginang, peserta juga diajak untuk melihat pengolahan gula jawa aren di Gubuk Kopi, Desa Karangrejo. Di sini para staf diajak melihat proses pembuatan gula kelapa yang masih tradisional. Para pengunjung yang datang ke Gubuk Kopi juga disuguhi minuman pembuka secara gratis berupa teh hangat dengan gula kelapa yang mereka hasilkan. Gula kelapa disajikan berbentuk potongan dadu kecil yang disantap dengan sekali gigit bersama teh hangat. Ada juga gula kelapa yang sudah dikemas dalam bentuk serbuk dan ada pula yang sudah diolah dengan dicampur kacang tanah dan jahe untuk dibawa pulang sebagai oleh-oleh.
Sebelumnya, para staf tenaga kependidikan ini mengikuti serangkaian outbound yang dipandu oleh instruktur berpengalaman untuk mengasah kreativitas dan mempertebal kekompakan antar staf. Berbagai permainan peran yang memacu adrenalin dan kemampuan berpikir serta kerja sama diikuti para staf dengan penuh antusias. Riuh tawa dan teriakan saat para peserta bermain ular tangga secara nyata menggunakan dadu raksasa, semakin menambah keakraban antar staf. Di sini para peserta dilatih untuk bekerja sama dan cermat dalam mendengarkan dan mengerjakan arahan sesuai perintah. Menjelang sore, acara ditutup dengan keakraban dan pembagian doorprize. (listi)