UGM lakukan Sosialisasi Penerimaan Mahasiswa Baru bagi Warga Negara Asing (WNA), Rabu (18/12) di Ruang Mulitmedia Gedung Pusat UGM. Sosialisasi yang dihadiri oleh Wakil Dekan yang membidangi akademik dan kemahasiswaan maupun pengajaran ini berfokus pada upaya peningkatan jumlah mahasiswa asing di UGM, terutama untuk program gelar (degree).
Disampaikan Wakil Rektor Bidang Pendidikan dan Pengajaran, Prof. Dr. Wening Udasmoro, S.S., M.Hum., DEA saat membuka sosialisasi tersebut, sosialisasi ini sebagai bentuk sikap merespon besarnya minat dan antusiasme calon mahasiswa dari luar negeri yang akan mendaftar ke UGM. Dikatakan Wening, besarnya minat tersebut bisa dilihat dari adanya ratusan kandidat mahasiswa dari Cina yang akan studi di Fakultas Teknik maupun Sekolah Vokasi UGM, namun hanya bisa difasilitasi melalui jalur IUP (International Undergraduate Program), sedangkan, tidak semua negara yang berminat studi di UGM memiliki kemampuan bahasa inggris yang mendukung, sehingga untuk mahasiswa WNA, UGM akan memfasilitasi agar WNA bisa studi melalui jalur IUP dan jalur reguler. Untuk itu, Wening menghimbau perlunya sistem admisi satu pintu untuk mempermudah pemantauan.
Lalu terkait dosen asing yang datang ke UGM untuk memberikan kuliah atau menjadi pembicara, Wening mengatakan sebagai ucapan terima kasih sudah menjadi visiting lecture, dosen asing bisa langsung diberikan sertifikat dan terekam aktivitasnya dalam sebuah sistem.
Lebih lanjut Sekretaris Pendidikan dan Pengajaran, Dr. Sigit Priyanta, S.Si. M.Kom., dalam presentasinya pada sosialisasi tersebut menyampaikan bahwa sosialisasi ini dalam rangka mengoptimalkan jumlah mahasiswa asing yang ada di UGM. ”Sosialisasi ini sebagai upaya untuk menarik mahasiswa asing dan merapikan aktivitas-aktivitas yang cukup banyak melibatkan mahasiswa asing. Nantinya, UGM akan memfasilitasi siapapun yang masuk ke UGM lebih mudah dan tercatat. Upaya ini juga sebagai langkah untuk meningkatkan potensi mahasiswa asing degree maupun non-degree. Untuk itu, ada sistem baru yang memfasilitasi pendaftaran mahasiswa asing, dimana proses pendaftarannya ini akan dikelola satu pintu, di Direktorat Pendidikan dan Pengajaran”, jelasnya.
Untuk program degree, akan ada penyeragaman waktu pendaftaran, sehingga intake pendaftaran akan sama. ”Sistem ini yang nantinya akan mengintegrasikan seluruh proses penerimaan mahasiswa asing”, ungkap Sigit. ”Sehingga tentunya ini merupakan sinergi yang solid antar direktorat untuk pembuatan aplikasi WNA.”, jelas Sigit. Sinergi ini akan melibatkan Direktorat Teknologi Informasi, Direktorat Kemitraan dan Relasi Global, Direktorat Pendidikan dan Pengajaran serta Direktorat Keuangan.
Lalu, untuk alur Pendaftaran WNA akan menggunakan pola yang serupa dengan pendaftaran WNI dengan model yang lebih efektif. Sistem ini akan disederhanakan untuk mempermudah pendaftar menginput data pendaftaran. Lalu upload dokumen yang bisa disesuaikan dengan kategori intake tergantung persyaratan yang diminta.
Setelah itu, fase penguncian data (data lock) yang dilanjutkan proses seleksi. Seleksi dilakukan oleh Fakultas/Sekolah melalui proses verifikasi kelengkapan dokumen persyaratan. Dan jika diterima, akan diterbitkan Letter of Offer (LO) setelah penstatusan. Baru setelah itu akan muncul tagihan biaya. Untuk metode pembayaran, rencananya akan menggunakan kartu kredit dan virtual account, bekerja sama dengan pihak ketiga penyedia jasa perbankan. Sedangkan untuk timeline pendaftaran program degree WNA, polanya akan sama dengan penerimaan WNI, yaitu penerimaan di semester gasal dan genap.
”Pada prinsipnya, satu pendaftar bisa mendaftar di degree dan non-degree”, terang Sigit. Namun untuk non-degree dimungkinkan akan ada kategori tambahan karena sifatnya dinamis. Untuk mempermudah penataan admisinya, untuk program degree, pengaturan akan dilakukan oleh DPP, sedangkan non-degree dilakukan oleh operator/enumerator di Fakultas/Sekolah, lalu untuk urusan visa dan imigrasi akan dikelola oleh DKRG (Direktorat Kemitraan dan Relasi Global).
Penulis: B. Diah Listianingsih