Ujian masuk UGM melalui CBT (Computer Based Test) 2024 lokasi Yogyakarta diikuti 32.414 peserta. Suasana riuh di seputaran Kampus UGM meramaikan hiruk pikuk pelaksanaan tes yang dihadiri oleh ribuan peserta tes dari seluruh kota se-Indonesia. Suasana pagi yang biasanya sepi pun jadi lebih ramai karena lalu lalang peserta yang tengah mempersiapkan diri mengikuti ujian. Tampak orang tua yang tengah mengantar dan menunggu putra putri tercinta berjuang di medan tes CBT. Terselip cerita unik kesan dan pengalaman para peserta tes UM UGM CBT saat mengikuti seleksi.
Zefirino Yehezkiel Leunissen, salah dari ribuan peserta yang turut mempersiapkan diri mengikuti UM UGM CBT. Siswa asal Jogja ini mengutarakan kesannya mengikuti UM UGM CBT yang menurutnya sangat menantang dari segi soal soal dan waktu. ”Ya bisa dibilang lumayan optimis, tetapi juga tidak terlalu optimis ya, karena soalnya sangat menantang, bahkan ada beberapa yang saya tidak expect ada”, akunya.
Kalau untuk persiapan UM UGM CBT, Jeff sapaan calon mahasiswa yang memilih Program Studi Pendidikan Dokter di FKKMK ini mengaku banyak belajar soal-soal dan mengikuti kelas tambahan demi cita-citanya yang sedari kecil ingin jadi dokter. Terselip tujuan mulia, ingin membantu orang tuanya tetap sehat jika sudah jadi dokter.
Menurutnya, pelaksanaan UGM CBT yang diikutinya memberikan wawasan terkait soal-soal yang tengah dipelajarinya, yang menurutnya cukup menarik. Selain itu, teknis pelaksanaan tes juga lancar, ”Fasilitasnya sangat mendukung, jaringan juga stabil, suhu ruangan juga mendukung, selama mengerjakan soal tidak ada gangguan”, ungkap siswa asal SMA 11 Negeri Yogyakarta ini.
Putri, siswa MAN 2 Medan, asal Sidoarjo ini bahkan rela hadir di UGM menermpuh perjalanan menggunakan mobil bersama orang tuanya. ”Bapak yang nyetir dari Sidoarjo, kami berangkat satu hari sebelum ujian UM UGM CBT. Meskipun mengaku kurang matang dalam melakukan persiapan UM UGM CBT, Putri tetap berusaha maksimal mengerjakan setiap soal. ”Saya agak pesimis karena kurang persiapan. Tapi karena suasananya enak, nyaman, jadi saya tetap bisa mengikuti ujian dengan lancar”, terang peminat Program Studi Akuntasi UGM ini.
Ada pula Siti Nur Najla Salsabila yang mengaku semangat datang dari Banyumas untuk mengikuti UM UGM CBT. ”Alhamdulillah saya senang mengikuti UM UGM CBT, dapat experience baru juga, bisa tahu dalamnya UGM, fasilitasnya juga bagus”, ungkapnya. Siti sangat berminat untuk kuliah di UGM karena program studi yang ia minati masih jarang di universitas lain. ”Saya memilih program studi Pengelolaan Arsip dan Rekaman Informasi”, akunya.
Siti sangat suka menyusun dokumen. Orang tua Siti juga bekerja di bidang kearsipan. Inilah yang memotivasi Siti berminat masuk program studi yang ia pilih sesuai dengan cita-citanya, yang ingin menjadi dosen atau pekerja kantoran. Untuk mengikuti UM UGM CBT, siswa asal SMA Islam Andalusia Keasen, Banyumas ini sudah giat melakukan latihan soal dan melihat video pembahasan soal dari kanal youtube.
Muhammad Randy, peserta asal SMA Negeri 2 Bantul, Yogyakarta juga tak kalah semangat mengikuti tes UM UGM CBT. Ia yang mengikuti tes berlokasi di Perpustakaan UGM mengaku ruangan tes sangat nyaman. ”Ruangan tes nyaman dan dingin. Jaringan internet juga sangat lancar”, terang peserta yang bercita-cita jadi PNS ini. Untuk persiapan mengikuti UM UGM CBT, Randy yang berminat masuk ke Program Studi Pengelolaan Arsip dan Rekaman Informasi, Sekolah Vokasi ini, juga belajar soal-soal dari pembahasan dari kanal you tube. Ia mengaku cukup percaya diri dapat mengerjakan soal-soal.
Saat ditanya tentang tingkat kesulitan soal tes UM UGM CBT, beragam peserta menuturkan kesannya. Menurut Anastasia Kaliana, siswa SMA Negeri 2 Yogyakarta, peminat Program Studi Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian (TPHP), soal tersulit adalah TKA (Tes Kemampuan Akademik). ”Yang paling susah, TKA karena pembelajaran yang ditempuh selama 3 tahun harus dirangkum dalam waktu yang singkat. Jadi menurut saya, ini paling susah sih”, terang Kaliana. Meksipun begitu, ia mengaku, pegawas ramah dan informatif.
Sama halnya dengan Kaliana, Koko dan Ivan, peserta asal SMA Negeri 6 Yogyakarta juga mengaku soal yang paling susah itu TKA Saintek. ”TKA itu karena mengerjakannya dari nol lagi, karena dulu all in fokus di SNBT ngak ada TKA, jadi sekarang riset lagi buat TKA Saintek”, ungkap Koko. Ivan pun merasakan hal yang sama, namun menurutnya secara spesifik soal tersulit dari TKA adalah matematika, ungkap Ivan sambil berkelakar.
Lain lagi dengan Amar Saputra, peserta yang memilih Program Studi Manajemen Informasi Kesehatan ini mengaku soal tersulit adalah Matematika TKDU untuk pilihan tesnya di kelompok Saintek. Demikian juga Adis Mona Faidalah, peserta asal SMA Islam Alzhar Yogyakarta yang sepakat soal tes tersulit ada di Saintek. ”Subtes yang paling susah itu matematika dan kimia”, kata Peminat Program Studi Ilmu Kedokteran Gigi ini.
Direktur Pendidikan dan Pengajaran UGM, Prof. dr. Gandes Retno Rahayu, M.Med.Ed., Ph.D menyebutkan pelaksanaan tes UM UGM CBT kali ini tersebar di 23 lokasi fakultas/sekolah di UGM dan menggunakan 100 ruangan di seputaran Kampus UGM. ”Tes juga melibatkan 71 Penanggung Jawab Lokasi, 39 Wakil Penanggung Jawab Lokasi, 698 Penanunggung Jawab Ruangan, dan 453 Pengawas”, katanya.
Ditambahkan Gandes, dengan kebutuhan peserta tersebut, rata-rata setiap sesi bisa diikuti sekitar 3000 mulai tanggal 11 – 14 Juni 2024. Tes UM UGM CBT juga masih akan berlanjut pada tanggal 2 – 4 Juli 2024 mendatang. Peserta dengan kebutuhan khusus juga difasilitasi menggunakan ruang tersendiri dan didampingi petugas dan pengawas khusus.
Diungkapkan Gandes, setelah ini masih ada Tes UM UGM CBT yang akan dilaksanakan di Jakarta pada 30 Juni – 2 Juli mendatang. Sebelumnya UM UGM CBT sudah selesai dilaksanakan di 5 kota seperti Medan, Pekanbaru, Balikpapan, Kupang dan Makassar.
Penulis: B. Diah Listianingsih