UGM baru saja merilis informasi penerimaan mahasiswa baru UGM melalui seleksi mandiri tahun 2025 lewat program UGM Update yang disiarkan secara online di kanal sosial media Instagram, Facebook, X, maupun Youtube beberapa waktu lalu (Sabtu, 15/3). Namun, ada yang berbeda dari seleksi mandiri UGM tahun 2025 ini. Apa saja perberbedaannya?
Menurut Direktur Pendidikan dan Pengajaran, Prof. dr. Gandes Retno Rahayu, M.Med.Sc., Ph.D, narasumber dalam UGM Update kali itu, perbedaan pertama, terletak pada ragam seleksi mandiri tahun 2025. “Tahun 2025 ini, ragam seleksi untuk jalur prestasi atau Penelusuran Bibit Unggul (PBU) dikemas lebih sederhana”, terang Prof. Gandes. Pertama, ada jalur prestasi lewat Penelusuran Bibit Unggul (PBU) yang kali ini, cukup terdiri dari 2 jalur yaitu jalur Penelusuran Bibit Unggul Tidak Mampu (PBUTM) dan jalur Penelusuran Bibit Unggul Berprestasi (PBUB)”.
Perbedaan kedua, adanya ragam seleksi baru pada Seleksi Mandiri 2025, yaitu Afirmasi Tridharma UGM. Di mana ragam ini merupakan jalur seleksi yang diselenggarakan sebagai bentuk kepedulian UGM terhadap calon peserta yang berasal dari sekolah di Daerah Tertinggal, Terdepan, dan Terluar (3T), serta wilayah afirmasi dan/atau diusulkan oleh mitra kerja sama tridharma UGM.
Proses seleksi jalur Afirmasi Tridharma ini, caranya juga lain. “Proses seleksi agak beda, istilahnya Pre University”, ungkap Gandes. Selain seleksi administratif, pendaftar juga akan diminta mengikuti dan mengerjakan beberapa modul yang sudah dikembangkan sebagai bagian proses seleksi, dimana modul-modul ini akan membantu saat calon mahasiswa saat diterima, agar lebih siap mengikuti perkuliahan.
Selain jalur PBU dan jalur Afirmasi Tridharma UGM, ada pula ragam seleksi mandiri lainnya yaitu UM UGM Computer Based Test (UM UGM CBT), jalur seleksi yang menggunakan kombinasi nilai/skor UM UGM CBT yang diselenggarakan oleh UGM dan nilai/skor UTBK. Bedanya dengan tahun lalu, UM UGM CBT 2025 kali ini diselenggarakan hanya di dua kota, Yogyakarta dan Jakarta.
Yang beda lagi dari UM UGM CBT tahun ini terletak pada materi tes yang diujikan pada mata uji Tes Kemampuan Akademik (TKA), di mana jika pada tes UM UGM CBT tahun sebelumnya, TKA terdiri dari berbagai mata pelajaran sesuai dengan pilihan tes, saintek atau soshum, kali ini lebih ringkas, TKA hanya terdiri dari dua mata pelajaran pendukung sesuai program studi tujuan. Untuk mata pelajaran pendukung sesuai dengan program studi ini, daftarnya ada di laman um.ugm.ac.id. Sedangkan untuk komponen lainnya yang diujikan masih sama seperti tahun lalu, seperti Tes Kemampuan Dasar Umum dan Tes Potensi.
Disampaikan Gandes, kuota mahasiswa yang diterima UGM tahun 2025 untuk program regular melalui seleksi mandiri ini sebesar 9236 orang. “Banyak kesempatannya, kuotanya juga cukup besar. Untuk regular, 9236, yang terdiri dari 30% SNBP sekitar 2783, juga dari jalur SNBT sebesar 30% sebesar 2783. Sisanya 40% untuk seleksi yang sifatnya mandiri, UM UGM, 3670. Kuota seleksi mandiri ini terbagi untuk PBU, Afirmasi 3T dan UM UGM CBT. Sedangkan IUP, kuotanya tersendiri”, terang Gandes.
Lebih lanjut menurut Gandes, ragam seleksi ini ditetapkan berlandaskan asas inklusivitas yang selama ini sudah dicanangkan oleh UGM. Di mana semua calon mahasiswa, tanpa memandang latar belakang atau kondisi khusus, memiliki kesempatan yang sama untuk diterima dan sukses di perguruan tinggi. Selain itu, sebagai universitas yang menjadi tujuan para pendaftar, dan selalui diincar, UGM selalu berbenah dalam menyelenggarakan pendidikan yang sejalan dengan perkembangan informasi dan teknologi. “Kami punya siasat dalam proses seleksi ini untuk menghadapi kemajuan jaman, diantaranya dengan terus melakukan update kurikulum sehingga bersifat fleksibel dan adaktif “, tutur Gandes. Salah satu input untuk pengembangan kurikilum ini berupa masukan dari stakeholders. Lalu proses transfer pengetahuannya memanfaatkan teknologi terkini. Inilah yang menjadikan UGM memiliki diversifikasi program yang beragam seperti Fast Track, Joint Degree, Double Degree, maupun IUP, sebagai aspek dari kurikulum dari kurikulum yang fleksibel dan adaptif itu.
Siasat lainnya, yaitu dengan peningkatan SDM, baik dosen dan tenaga kependidikan melalui berbagai program pengembangan diri, workshop, training untuk tujuan pengembangan strategi pembelajar. “Untuk dosen ini bermanfaat dalam meningkatkan strategi pembelajaran yang menarik dan efisien. Sedangkan untuk tenaga kependidikan, pengembangan diri ini bisa men-support proses pembelajaran agar lebih baik lagi UGM juga terus menempa mahasiswanya melalui perluasan proses pembelajaran tidak hanya di dalam kelas, namun juga di luar kelas. “Kami terus mendorong mahasiswa untuk pergi keluar kampus ke mitra-mitra strategis, baik itu industri maupun komunitas untuk menempa soft skill, dan mendapatkan eksposure yang bersifat internasional”, jelas Gandes. Termasuk proses pembelajaran yang melibatkan komunitas professional dengan mendatangkan banyak praktisi dan alumni yang sudah mapan. Kemudian ada juga guest lecture, visiting professor.
Demikian juga dengan kegiatan penelitian, di mana hasil penelitian tersebut di-sharing-kan di kelas, dan bsia menjadi tumpuan kegiatan pengabdian mahasiswa bersama dosen. Lainnya, yang terus ditingkatkan itu, kolaborasi. Baik kolaborasi dengan mitra-mitra, baik dalam maupun luar negeri, sehingga penguatan di berbagai lini bisa dilakukan. Dan tentu saja, UGM terus berupaya mempertahankan akreditasi. Akreditasi ini tidak hanya bertumpu pada akreditasi nasional, tetapi juga akreditasi Internasional. Di akhir acara, Gandes memberikan tips kepada para pendaftar agar bisa diterima di UGM. Salah satunya yaitu dengan memahami bakat dan minat yang dimiliki, serta memahami tingkat kompetisi program studi pilihannya. Gandes menghimbau para pendaftar agar berhati-hati dan tidak tergoda pada pihak yang menawarkan iming-iming masuk UGM melalui cara yang tidak resmi. Ia berpesan, semua informasi terkait pendaftaran Seleksi Mandiri UGM dapat dicermati di laman resmi um.ugm.ac.id.
Penulis: B. Diah Listianingsih